Science As Drugs
Melihat kata drugs(narkoba) mungkin sudah terbentuk ribuan opini negatif di kalangan temen-temen pembaca. Narkoba sudah terakumulasi di telinga publik sebagai benda yang menimbulkan efek negatif, menyebabkan berbagai macam kehancuran jiwa dan raga, juga sebagai salah satu faktor utama meningkatnya aksi kejahatan, trus...blaa.
Science As Drugs, maksud saya disini adalah sains/ilmu pengetahuan yang telah memberikan efek kecanduan seperti halnya narkoba bagi para generasi intelektual. Coba bandingkan lagi, dari mulai TK sampai tingkat profesor kebutuhan akan sains sudah mengendap menjadi kebutuhan primer, harga buku pun juga tidak kalah mahalnya jika dibandingkan dengan harga narkoba, terhitung mulai dari masa coba-coba seperti halnya ilmu ringan dengan harga 5 ribuan sampai buku laporan percobaan karya dari tim ilmuwan yang laku seharga $100,- atau sekitar 1 juta rupiah. Sains pun juga ada dalam bentuk oplosan, disebut oplosan karena yang bersangkutan tidak mampu untuk membeli yang asli(tidak bermaksud menyinggung bagi yang merasa kurang mampu), nah yang paling akrab di telinga publik yaitu buku hasil Fotocopy.
Nah yang jadi perbedaan dari science dengan drugs disini, dapat diistilahkan pada ilmu geografi adalah science itu seperti tenaga endogen bagi manusia, pengertian dari tenaga endogen sendiri adalah tenaga yang berasal dari dalam dan bersifat membangun, sama seperti science, tumbuh didalam diri, mampu membangun dan mengembangkan intelektual dari setiap individu yang mempelajarinya. Sementara narkoba itu ibarat tenaga eksogen bagi manusia, merusak tubuh, menghancurkan jiwa dan masa depan setiap individu yang menggunakannya.
Ya, dua hal yang memiliki kesamaan sifat dan potensi, tetapi memiliki perbedaan besar dalam menentukan arah kehidupan seseorang. Tapi semuanya tergantung pada diri sendiri, mau pilih masa depan jaya ataukah hancur?
0 Response to "Science As Drugs"
Post a Comment