Rasulullah Saw Tidak Mengakui Al Abid itu Sebagai Umatnya
Konon seorang ahli ibadah, kita panggil sebagai Al Abid yang berarti ahli ibadah, hidup di sebuah daerah pinggiran yang masih wilayah Negeri Berkembang.
Di masa hidupnya terkenal sebagai sosok orang yang sangat rajin. Ketika usianya menginjak remaja, ia ikut orangtuanya pergi membawa barang dagangannya untuk dijual dalam bentuk takaran timbangan dan literan. Dagangannya laris terjual dan hasil dari jualannya itu sebagiannya disisihkan ke anak Yatim, sebagiannya disumbangkan ke Mesjid.
Tiap harinya, dia tidak pernah alpa dengan shalat wajib lima waktunya. Dia pun sering bangun tengah malam melakukan shalat Tahajjud, di pagi hari shalat dhuhanya pun tidak pernah ditinggalkan. Masyarakat dan lingkungan sekitarnya mengenalnya sebagai sosok manusia yang tidak suka menggunakan waktu tanpa ada hasil di dalamnya yang bisa ia capai.
Karena kemujuran, di usianya yang ke 24 ia pun terangkat sebagai PNS, ia pun semakin giat ibadahnya. Dia juga telah menunaikan sunnah Rasulullah untuk membangun mahligai rumah tangga. Dikaruniai 4 orang anak, dan di usianya yang ke 40 tahun ia terjun ke dunia politik dan mengalahkan para pesaingnya di pilikada sebagai pemegang kursi pemerintahan setempat.
Menjelang usianya yang ke 50, ia terkena serangan jantung dan meninggal dunia. Dia dimakamkan tidak jauh dari rumah kediamannya. Di saat ia memasuki alam kubur, datanglah dua Malaikat menyuruhnya duduk dan bertanya. Kedua Malaikat itu bertanya ‘Siapa Rabbmu?’ Ia menjawab, “Tidak tahu”. ‘Apa agamamu?’ Ia menjawab, tidak tahu’. ‘Siapa orang yang diutus kepadamu ini?’ Ia menjawab, ‘Tidak tahu. ‘Apa ilmumu?’ Ia menjawab, ‘Tidak tahu’. Lalu diserukan dari langit, ‘Sungguh ia telah berdusta’. Maka Bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pintu neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang rusuknya saling berdempet. Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata,“Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu.” Lalu ia (mayat) bertanya, “Siapa engkau yang berwajah jelek?” Ia menjawab, “Aku adalah amalanmu yang keji.” Lalu mayat itu mengatakan, “Rabb ku janganlah engkau datangkan Kiamat.”
Di hari berbangkit, semua manusia dibangkitkan termasuk si Al Abid ini. Semua manusia berkumpul di sebuah padang yang luas, yakni padang mahsyar dalam penantian menunggu panggilan Rabbnya. Dalam Penantian itu, semua manusia berlarian mencari Nabinya masing-masing. Termasuk si Al Abid juga berlarian mencari Nabinya, yakni Rasulullah Saw. Tapi si Al Abid tidak mengenal Nabinya, hingga batas penantiannya pun akhirnya di panggil oleh Rabbnya.
Allah berfirman "Siapakah Nabimu?", "Rasulullah Saw. Nabiku ya Allah". Allah pun menghadapkan Nabi Muhammad Saw dan berfirman "Apakah ia adalah umatmu?",
Rasulullah Saw akhirnya memerintahkan kepada Malaikat Pencatat Amal baik "Bukakan catatan amal kebaikannya!", lalu Malaikat pun membukanya dan di dalam catatan amal kebaikannya itu semua ibadahnya dicatat dan tidak ada yang tertinggal barang sedikit pun, ia adalah orang yang ahli ibadah.
Lalu Rasulullah Saw memerintahkan pula kepada Malaikat Pencatat Amal buruk "Bukakan catatan amal buruknya!' lalu Malaikat pun membukanya dan apa yang terdapat di dalamnya, ternyata di catatan amal buruknya tertulis sebagai orang munafik, pembohong, curang dan sebagainya. Ia adalah pembohong, karena literannya tidak cukup dan timbangannya berat sebelah. Ia orang yang curang karena menggunakan hak orang lain sehingga ia terangkat menjadi PNS dengan sogokan. Ia adalah orang munafik karena telah berjanji dusta di kampanye hingga ia terpilih sebagai pemenang suara terbanyak menduduki kursi pemerintahan setempat. Ia juga telah mengadu domba dan meresahkan masyarakat di dalam pemerintahannya.
Rasulullah Saw bersabda "Ia bukan umatku ya Allah, karena saya tidak pernah menyebarkan ajaranMu untuk melakukan kemunafikan, kebohongan dan kecurangan", lalu Allah berfirman "Segala amalannya tidak dilakukan dengan ilmu, ingatannya tidak sampai ke kehadiratKu" dan Allah juga berfirman kepada Malaikat "lemparkan buku catatan amalnya itu ke wajahnya dan lempar ia kedalam neraka"
Menjelang usianya yang ke 50, ia terkena serangan jantung dan meninggal dunia. Dia dimakamkan tidak jauh dari rumah kediamannya. Di saat ia memasuki alam kubur, datanglah dua Malaikat menyuruhnya duduk dan bertanya. Kedua Malaikat itu bertanya ‘Siapa Rabbmu?’ Ia menjawab, “Tidak tahu”. ‘Apa agamamu?’ Ia menjawab, tidak tahu’. ‘Siapa orang yang diutus kepadamu ini?’ Ia menjawab, ‘Tidak tahu. ‘Apa ilmumu?’ Ia menjawab, ‘Tidak tahu’. Lalu diserukan dari langit, ‘Sungguh ia telah berdusta’. Maka Bentangkan tikar untuknya dari api neraka dan bukakan salah satu pintu neraka untuknya. Maka datanglah kepadanya angin panas neraka. Lalu kuburnya disempitkan sehingga tulang-tulang rusuknya saling berdempet. Kemudian datang kepadanya seorang yang berwajah jelek, berpakaian jelek dan berbau busuk. Orang itu berkata,“Berbahagialah dengan apa yang menyakitimu, inilah hari yang dijanjikan padamu.” Lalu ia (mayat) bertanya, “Siapa engkau yang berwajah jelek?” Ia menjawab, “Aku adalah amalanmu yang keji.” Lalu mayat itu mengatakan, “Rabb ku janganlah engkau datangkan Kiamat.”
Di hari berbangkit, semua manusia dibangkitkan termasuk si Al Abid ini. Semua manusia berkumpul di sebuah padang yang luas, yakni padang mahsyar dalam penantian menunggu panggilan Rabbnya. Dalam Penantian itu, semua manusia berlarian mencari Nabinya masing-masing. Termasuk si Al Abid juga berlarian mencari Nabinya, yakni Rasulullah Saw. Tapi si Al Abid tidak mengenal Nabinya, hingga batas penantiannya pun akhirnya di panggil oleh Rabbnya.
Allah berfirman "Siapakah Nabimu?", "Rasulullah Saw. Nabiku ya Allah". Allah pun menghadapkan Nabi Muhammad Saw dan berfirman "Apakah ia adalah umatmu?",
Rasulullah Saw akhirnya memerintahkan kepada Malaikat Pencatat Amal baik "Bukakan catatan amal kebaikannya!", lalu Malaikat pun membukanya dan di dalam catatan amal kebaikannya itu semua ibadahnya dicatat dan tidak ada yang tertinggal barang sedikit pun, ia adalah orang yang ahli ibadah.
Lalu Rasulullah Saw memerintahkan pula kepada Malaikat Pencatat Amal buruk "Bukakan catatan amal buruknya!' lalu Malaikat pun membukanya dan apa yang terdapat di dalamnya, ternyata di catatan amal buruknya tertulis sebagai orang munafik, pembohong, curang dan sebagainya. Ia adalah pembohong, karena literannya tidak cukup dan timbangannya berat sebelah. Ia orang yang curang karena menggunakan hak orang lain sehingga ia terangkat menjadi PNS dengan sogokan. Ia adalah orang munafik karena telah berjanji dusta di kampanye hingga ia terpilih sebagai pemenang suara terbanyak menduduki kursi pemerintahan setempat. Ia juga telah mengadu domba dan meresahkan masyarakat di dalam pemerintahannya.
Rasulullah Saw bersabda "Ia bukan umatku ya Allah, karena saya tidak pernah menyebarkan ajaranMu untuk melakukan kemunafikan, kebohongan dan kecurangan", lalu Allah berfirman "Segala amalannya tidak dilakukan dengan ilmu, ingatannya tidak sampai ke kehadiratKu" dan Allah juga berfirman kepada Malaikat "lemparkan buku catatan amalnya itu ke wajahnya dan lempar ia kedalam neraka"
0 Response to "Rasulullah Saw Tidak Mengakui Al Abid itu Sebagai Umatnya"
Post a Comment